Kabupaten Banjarengara dengan semua potensinya cocok untuk dikembangkan menjadi sentra produksi tepung Mocaf. Secara umum, penghasil Ubi kayu terbesar di Kabupaten Banjarnegara adalah Banjarnegara bagian selatan seperti Kecamatan Pagedongan, Kecamatan Bawang dan Kecamatan Purwonegoro dengan potensi hasil produksi mencapai 93.319 ton per tahun. Pemerintah daerah sudah menginisiasi pemanfaatan hasil produksi ubi kayu menjadi tepung mocaf dengan beberapa program yang telah dijalankan selama beberapa tahun kebelakang. Proyeksi kapasitas produksi tepung mocaf 300 ton/bulan dengan harga beli ubi kayu ke petani ditetapkan Rp. 1.500,00, dapat menghasilkan 105.000 pcs tepung mocaf pouch, 5.059 pcs tepung bulk A (25 kg), 1.264 pcs tepung anorganik (25 kg), 749.285 pcs mie rendah gluten, 246.428 pcs mie bebas gluten, 156.000 pcs tepung premix, dan 68.571 pcs cookies. Produk tepung Tepung Mocaf meliputi tepung mocaf pouch (500g), tepung bulk A (25 kg), dan tepung anorganik (25 kg). Selain itu, produk lain seperti mie rendah gluten (70g), mie bebas gluten (70g), tepung premix (250g), serta cookies (180g) menjadi produk turunan dari tepung mocaf. Dibandingkan dengan produk sejenis, Tepung Mocaf lebih unggul secara kualitas yaitu penampakan lebih putih dengan aroma netral dan tekstur yang lebih lembut, serta dengan harga yang bersaing di pasar. Total investasi yang diperlukan untuk membuat pabrik baru Industri Mocaf Indonesia dengan kapasitas 300 ton tepung mocaf dan empat produk turunan lainnya sebesar Rp 31.812.739.985,25. Pabrik akan dibangun di atas luas tanah 10.477 m2 dan luas bangunan 2.377 m2. 72% investasi diperlukan untuk tanah dan bangunan. Sedangkan 17% dari total investasi untuk pengadaan mesin otomatis, mesin semiotomatis, material handling, dan alat pendukung produksi. 4% dari total investasi digunakan untuk kantor, fasilitas, dan sarana penunjang. Sisanya untuk kendaraan, konsultan perencanaan dan pengawasan, serta administrasi maupun legalitas lainnya. Proyeksi total pemasukan pada tahun 2023 Rp 53,3 Milyar dengan produksi sebesar 40% dari total kapasitas dan terus meningkat hingga Rp 134,4 Milyar pada tahun 2026 dengan kapasitas penuh. Berdasarkan proyeksi ini, pengembalian modal investasi (pay back period/PBP) diperkirakan akan dicapai pada 5 tahun 3 bulan 8 hari. Net present value (NPV) setelah pajak pada tahun ke-6 adalah Rp 5,524 Milyar dengan internal rate of return (IRR) setelah pajak adalah 10,94%. Selain itu, rata-rata rate on investment (ROI) adalah 22,14%. Indikator PBP, NPV, IRR, dan ROI menunjukkan nilai yang menjanjikan untuk sebuah usaha/industri pangan. Dari hasil analisis menyeluruh tersebut, dapat disimpulkan bahwa Industri Tepung Mocaf di Kabupaten Banjarenegara: LAYAK DIREALISASIKAN. ( Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study Industri Mocaf di Banjarnegara )
Pos Terkait '
08 OKT
Disnaker PMPTSP Banjarnegara Adakan Forum Konsultasi Publik, Bahas Standar Pelayanan dan SOP Aplikasi JITU
Banjarnegara, 8 Oktober 2025 — Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kabupaten...
02 OKT
Tingkatkan Kepatuhan Pelaporan, Disnaker PMPTSP Banjarnegara Gelar Bimtek dan Sosialisasi LKPM
Banjarnegara, 2 Oktober 2025 —Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kabupaten...
23 SEP
Disnaker PMPTSP Banjarnegara Hadir dengan Layanan Jemput Bola, Fasilitasi NIB untuk UMKM di Desa Panggisari
Panggisari, 23 September 2025 – Disnaker PMPTSP Banjarnegara turut mensukseskan kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian,...
28 AGU
Kadis Naker PMPTSP Dampingi Wabup Banjarnegara Terima Kunjungan Kehormatan Konjen Australia
Banjarnegara – Wakil Bupati Banjarnegara, Wakhid Jumali, Lc., didampingi Kepala Dinas Naker PMPTSP dan beberapa Kepala OPD lain, menerima...
